Sabtu, 19 April 2014

Tahukah Kamu?

Tahukah kamu?
Aku mulai merasakan sesuatu yang ganjil dari diriku. Perasaan, ya perasaan. Ada perasaan yang sulit aku terjemahkan. Entahlah. Perasaan itu untukmu.
Tahukah kamu? 
Aku takut berharap. Tapi Tuhan suka jika kita berharap, padaNya. Itu mengapa aku suka menunggu di sepertiga malam. Aku ingin mengadu padaNya, bercerita banyak, tentangmu. Tentangmu yang aku pun tak tahu seperti apa kamu. Jadi, jika kamu ingin bertemu aku, ingin tahu apa yang aku adukan padaNya tentangmu, ingin tahu seperti apa perasaanku itu, datanglah di sepertiga malam. Aku menunggumu saat itu.
Tahukah kamu?
Aku menunggumu. Menunggu kamu dengan kesiapanmu, segalanya. Kata orang, menunggu itu membosankan, tapi untuk menunggumu aku tak akan bosan. Aku akan menunggu dengan memantaskan diri, memperbaiki diri, hingga aku layak untukmu.
Tahukah kamu?
Namamu selalu aku sebut dalam doaku, selalu.
Apa kamu menyebut namaku dalam doamu pula?
Apa bisa namamu saja yang tertulis di Lauh Mahfuz untukku?
Kamu selalu menjadi kerinduanku.
Apa mungkin aku menjadi kerinduanmu pula?
Apa bisa aku menjadi bagian dalam hidupmu?

Semoga..

Jumat, 18 April 2014

"Selamat pagi [kamu] ! Kita berjarak, berkilo-kilo meter jauhnya, tapi tetap berada dalam satu pulau dan waktu yang sama. Aku merindukan[mu], padahal pertemuan belum pernah terjadi.." 
"Hujan! Mungkin kita tidak melihat senja sore ini. Namun, kita menanti pelangi. Seperti [ke]murung[an] yang diganti dengan [ke]bahagia[an] dari[mu].." 
"Sebuah rasa yang sulit diterjemahkan. Seperti kita yang belum tertebak kisahnya. Semoga berakhir bahagia [kita].."
"Lupakan saja kita! Anggap kau tak mengenalku. Anggap dirimu langit dan aku bumi, sangat berbeda. Aku kecil untukmu. Biarlah Tuhan yang akan pertemukan kita. Toh jodoh tak kemana.." 
"Berperang dengan hati, bertaruh dengan jiwa. Biarkan ia menemukan jalannya sendiri.."
#gejolakrasa